02 July 2007

Tidak Tahu Malu

Mungkin kalo Eyang Ronggowarsito melihat sepasang lelaki perempuan yang tampak mesra, padahal masing-masing sudah punya pasangannya sendiri (pacar atau istri/suami), yang bahasa 'keren'nya TTM = Teman Tapi Mesra, pasti ia semakin yakin bahwa "zaman semakin edan ...."
Sepengetahuan saya, TTM cenderung merupakan bentuk legalisasi dari perselingkuhan. Maksudnya, itu adalah berselingkuh yang resmi, yang ga perlu kuatir untuk dilihat orang. Khan kalo ditegur tinggal bilang: kami ga pacaran kok, cuma teman biasa ... kan kami masing-masing udah punya (kekasih) ...
Istilah yang populer dari vocal Ratu (yang sekarang bubar, mungkin karena terlalu khusyuk obral TTM dan Lelaki Buaya Darat, sampe lupa bicara tentang cinta yang tulus, yang setia, yang bertanggung jawab, yang monogami) ini memang punya argumentasi yang sepintas masuk akal dan acceptable (buat kalangan yang punya masalah dengan kedewasaan emosional), "... tapi aku sudah ada yang punya ... (kalo gitu) kita berteman saja, teman tapi mesraaaaaa .... aaah ...."
Masalahnya dengan TTM ini adalah bahwa 'isi' dari relasi pasangan yang melakukannya tidak jauh berbeda dengan 'isi' dari relasi hubungan resmi mereka dengan pasangan resmi mereka.
Coba, apa bedanya dengan (katakanlah) orang berpacaran, kalo kemana-mana berdua, ga ketemu beberapa jam aja udah gelisah dan buru2 meraih sarana komunikasi apa pun (mulai dari telpon rumah, handphone, sampe kalo perlu kaleng yang direntang pake benang) agar bisa lanjuuuut sama doi (yang diajak TTM, bukan yang resmi nan sah).
Memang kalo kita 'terlanjur' punya kekasih, trus 'mendadak' juga menyukai orang lain, itu menjadi masalah tersendiri yang rumit nan kompleks.
Dalam kondisi seperti inilah, kedewasaan emosi seseorang diuji: apakah ia mau belajar setia dalam sebuah relasi yang berkomitmen, atau membiarkan diri menikmati 'cinta sampingan' dalam program TTM.
Bukannya tanpa empati saya berkeras menyimpulkan: TTM = berselingkuh; 'resmi' atau tidak bentuk perselingkuhannya. Sebab kalo sejak pacaran aja sudah mulai mendua, bagaimana nanti kalo sudah menikah?
Biarlah kita, yang mau berkembang lebih dewasa sesuai hukum alam yang ditetapkan Pencipta kita, mau belajar untuk bersikap tegas antara yang benar dan yang 'separuh' benar; antara kesetiaan dalam monogamis-relasional daripada monogamis-'cinta sampingan'.
Sebab TTM itu juga sama dengan: Tidak Tahu Malu.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home