05 July 2007

Perempuan (ibu!), jangan menangis!

Perempuan (ibu!), jangan menangis!
meski Ibu masih tidak bisa mengerti apa yang Kubuat,
bukankah Ibu sadari sesuatu sejak dulu?

Aku memang harus begini,
dan Aku sedang menjalani yang seharusnya Kujalani;
itu sebabnya Ibu tak perlu menangisi Aku,
karena Akulah yang ingin menangisimu, Bu …

Aku sudah payah,
dan akan lebih payah lagi bila Ibu meratapi Aku,
sebab sejak tiga puluh tahun lalu Ibu sudah menerima Aku menumpang di rahim Ibu,
membiarkan segudang kebingungan tatkala Ibu harus membawaku dalam perut Ibu,
yang membuncit berisi, tanpa benih seorang lelaki pun masuk ke dalamnya;

Perempuan (ibu!), jangan menangis!
kala rembang siang nanti berlalu, Aku sudah menyelesaikan apa yang seharusnya Kuselesaikan,
sebab Aku bukan putra Ibu yang bisa Ibu miliki seperti perempuan-perempuan lain yang melahirkan,
Aku adalah titipan dalam perut Ibu,
Aku adalah Putra Kekekalan, Firman yang menjelma, Sang Khalik yang menitis

bukankah Ibu sudah menyadarinya sejak dulu?
apakah Ibu sudah mulai membuang apa yang pernah Ibu simpan dalam hati Ibu,
sejak Gabriel datang pada Ibu dan menyampaikan hal yang bahkan dalam lamunan pun Ibu tak akan mampu hayalkan?
saatKu telah tiba, Ibu
saatKu telah tiba

berhentilah menangis, Perempuan
berhentilah menangisi Aku;
sebab mulai sekarang Aku yang akan menjerit menangis
untuk ibu dan seantero ciptaan sejenis dengan Ibu;
membiarkan diri ditinggalkan,
supaya makhluk sepertimu, Perempuan
tidak akan lagi menjadi ditinggalkan …

berhentilah menangis, Perempuan
sebab kelak engkau boleh menangis
dalam kebahagaiaan yang tak terbandingi,
dalam pelukanKu menyambutmu, Perempuan, di sorga yang mulia!

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home