04 July 2007

mari kita bicara tentang menghamba

mari kita bicara tentang menghamba
yang bukan ucap bibir belaka, cuapan klise yang basi;
yang bukan seperti para dewan wakil rakyat meributkan tunjangan mereka,
di tengah penampungan pengungsi yang masih terlantar;
yang bukan seperti mereka yang sudah mati hati nurani,
hanya punya satu pikiran (kalau mau menyebutnya sebagai: pikiran):
kemakmuranku, kesenanganku, jabatanku …

bukan pula seperti para dewan wakil rakyat yang serupa
yang lebih sibuk berteriak interpelasi iran,
tapi buta-tuli-lumpuh terhadap tangisan korban lumpur Porong,
kelaparan yang sporadis tapi real di seantero nusantara;

mari kita bicara tentang menghamba
yang bukan lips service dari para pemuka,
yang cuma bisa bicara cinta, tanpa tindakan
yang cuma bisa bicara kasihan, tanpa uluran tangan
yang cuma sibuk kejar amplop, kejar proyek menara Babel;

sebab niat belum apa-apa,
dan sejatinya bukanlah apa-apa,
kosong semata, yang cuma punya bunyi nyaring dan gema yang memekakkan,
lantas lenyap begitu saja ...

mari kita bicara tentang menghamba
tanpa sepatah kata, tanpa gembar-gembor, tanpa iklan
hanya tindakan, perbuatan, aksi semata
(yang memang tidak pernah membawa kita pada popularitas,
menjauhkan kita dari tempik sorak pujian,
bahkan nyaris tidak perlu harapkan sepotong ucapan terima kasih sekali pun;
benar-benar bisu untuk sebuah keglamoran dan kebanggaan)

supaya kelak,
Dia yang melihat apa yang tak terlihat itu,
yang jauh dari aplaus apa pun dari manusia,
biarlah Dia sendiri yang berlari memeluk kita
kala kita tiba di haribaanNya,
untuk menerima apa yang memang sepatutnya kita terima
atas sedianya menghamba tanpa pamrih dan umbaran kata-kata belaka.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home