10 July 2007

BEBAL ATAU HANYA BODOH?

“Kita harus menuntaskan kebodohan yang meraja lela di Indonesia” adalah slogan yang dulu pernah dikumandangkan, khususnya pada waktu program wajib belajar dan pemberantasan buta huruf mulai diupayakan.
Sekarang, tingkat kebodohan (dalam artian buta huruf) sudah semakin rendah; dengan kata lain: Indonesia sudah hampir bebas buta huruf.

Tapi, meski kita sudah hampir bebas buta huruf, kita malah jatuh pada hal lain: kebebalan. Bangsa ini memang mulai punya banyak ‘orang pintar’ (dalam arti berpendidikan tinggi, bukan paranormal atau dukun), tapi juga sekaligus punya banyak orang bebal.

Apa bedanya orang bodoh dengan orang bebal?
(Akhirnya kuliah Kitab Puisi PL bermanfaat di sini, he he he …)
Orang bodoh adalah orang yang tidak (tepatnya: belum) tahu, namun kalau ia dikasih tahu sehingga menjadi tahu, ia tidak lagi bodoh.
Berbeda dengan orang bebal. Orang bebal adalah orang yang sok tahu, sebenarnya tidak tahu, tapi tidak pernah mau dikasih tahu, tahu-tahu terbukti tidak tahu apa-apa.
Itu baru pengertian dalam tahap yang mendasar sekali.

Ada pengertian yang lebih dalam dari ‘bodoh’ dan ‘bebal’:
Kebodohan lebih menyangkut pengetahuan; tapi kebebalan jauh lebih dalam, karena menyangkut mental dan hati nurani.
Orang, meski mungkin bodoh, tapi biasanya jujur dan tulus. Berbeda sekali dengan orang bebal, yang menjadikan kebohongan sebagai kebiasaan sehari-hari, dan kemunafikan sebagai sikap yang dihidupi dengan darah-daging.

Anda sudah mengerti pelajaran ini, belum? (Ceilee … gaya dosen neh!)
Baiklah, sekarang kita melihat contoh soal untuk mengukur tingkat pemahaman Anda, sebab Anda mungkin bodoh (seperti saya juga; dengan penekanan pada kata ‘mungkin’ lho), tapi (semoga Tuhan menolong Anda dan saya) tentu saja tidak bebal (sebab Anda masih mau membaca tulisan saya yang suka ngelindur ini … dan saya masih sudi belajar dari hal-hal yang ada).

Menurut Anda, orang-orang di bawah ini termasuk kategori yang mana, Bodoh atau Bebal:

a. Orang yang memperalat (atau mengatas namakan) agama untuk kepentingan sendiri.
b. Beberapa wakil rakyat yang sibuk demonstrasi menuntut tunjangan lebih, sementara tugas dan kewajiban yang menjadi tanggung jawab mereka itu diabaikan.
c. Orang yang menuding kesalahan orang lain dan mencaci perbuatan orang lain, padahal dirinya sendiri sama buruknya dengan orang yang dituding atau dicaci itu.

Supaya kita sama-sama terhindar dari kebodohan—apalagi kebebalan, mari kita mencari sebanyak mungkin contoh kasus yang riil dari kehidupan sehari-hari, sambil terus introspeksi diri sejauh mana tingkat kebodohan dan kebebalan kita sendiri.

Last note: maaf kalo ternyata Anda menjumpai contoh soal itu adalah ‘bebal’ semua, sebab untuk kasus-kasus bodoh memang ada, tapi selalu tidak up to date dalam kurun waktu lama. Hal ini disebabkan orang bodoh cepat punah kalau diberi pengetahuan.

Labels:

2 Comments:

Blogger chakihendarmin said...

hanya doa dari kita sebagai sudara, anak atau teman. yang bisa menyadarkan orang2 yang bebal itu.

July 11, 2012 at 9:27 AM  
Blogger Unknown said...

Bebal
Iri hati
Ayub 5:2
Tidak punya rasa takut akan Tuhan, karakternya payah
Maz 14:1
Tidak bisa mengerti maunya Tuhan
Maz 92:5-7
Pencemooh, tidak punya kerendahan hati
Amsal 3:34-35
Kegemarannya berlaku cemar
Amsal 10:23
Keputusan-keputusannya/ tindakan-tindakannya bodoh
Amsal 13:16
Bibirnya tidak berpengetahuan, kata-katanya tidak membangun
Ams 14:7, 15:2
Gagal melihat kelemahannya sendiri
Ams 14:8
Tidak mau dinasehati/suka mengeluh/tidak puas
Ams 18:2
Suka debat kusir, mempertahankan kebenaran diri sendiri
Ams 18:6
Tidak bisa diajak bertukar pikiran
Ams 26:4
Berpusat pada kebenaran diri sendiri
Ams 28:26
Tidak punya self control atau pengendalian diri, marah yang tidak terkendali
Ams 29:11
Tidak tahu mempergunakan waktu yang berharga dengan baik
Ef 5:15-17

December 29, 2015 at 9:21 PM  

Post a Comment

<< Home