20 November 2007

MARI BELAJAR MEMBENCI!

Kebencian tidak keliru dalam segala hal. Ia bahkan perlu untuk dimiliki dalam hal tertentu.
Misalnya, seorang yang terlalu menyayangi kebiasaan buruknya, justru akan menuai celaka dan bencana dari hal yang disayanginya itu.
Atau seorang yang mencintai hal-hal yang menyukakan hatinya seperti: merokok, berzinah (baik dalam pikiran sampai praktek), judi, pemborosan waktu dengan gila-gilaan main game atau nonton, adalah cinta yang menghancurkan.
Jadi, kita perlu membenci hal-hal yang jelas dilarang secara moral sampai religius.

Hal selanjutnya adalah cara membenci yang baik. Nah lo ... adakah cara membenci yang baik? Bukankah membenci adalah sikap yang tidak baik?
Saya tidak sedang bicara mengenai bersikap yang tidak baik dengan cara yang baik.
Bukan itu. Melainkan, bagaimana bersikap dalam kebencian yang positif, yang kudus.
Kebencian yang baik atau kudus harus memegang prinsip kecintaan pada yang baik dan kudus. Bingung? Kalo ya, nggak apa-apa ...
Saya akan coba permudah--semampu saya yach:
Kebencian yang baik/kudus itu (seperti telah dikemukakan di atas) adalah kebencian terhadap hal-hal yang tidak baik, merusak, tidak bermoral atau yang berdosa.
Supaya bisa memiliki kebencian yang baik atau kudus itu, kita harus memiliki kecintaan terhadap yang baik dan yang kudus. Ini paradoks memang, di mana untuk bisa membenci suatu hal kita harus lebih dulu belajar mencinta hal yang bertentangan dengan yang kita benci. Sampai di sini masih "connect" dengan saya, khan?
Ah, Anda tentu bisa paham, saya yakin kok!

Jadi, kalo kita mau memiliki kehidupan yang baik, sukses en bahagia, kita perlu belajar membenci seperti di atas.
Gak percaya? Buktiin aja sendiri!

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home