11 August 2008

AKTIF DI GEREJA = KRISTEN ???

Pailul adalah seorang pemuda yang punya ambisi pengin jadi tentara. Sebab sejak kecil, ia mengagumi seragam dan senjata tentara yang membuat mereka tampak gagah en keren. Itu sebabnya, ketika suatu hari ia berhasil membeli seperangkat seragam tentara aspal (asli, tapi palsu) di pasar, ia bahagia sekali.

Setiap hari seragam itu ia pakai, dan dengan bangga ia memamerkannya pada seisi kampung. Mula-mula para teman dan tetangganya ikut senang melihat Pailul menjadi begitu gembira. Namun lambat laun, mereka justru menjadi kasihan pada Pailul. Sebab Pailul mulai menjadi tidak "normal" lagi secara kejiwaan. Terobsesi gila-gilaan dengan ambisi menjadi tentara, Pailul terjebak pada halusinasi bahwa dengan memakai seragam tentara dan menenteng senapan mainan dari plastik, maka ia sudah menjadi seorang tentara. Pailul tidak menyadari atau mungkin sengaja mengabaikan kenyataan bahwa mengenakan seragam tentara saja belum bisa membuatnya menjadi seorang tentara sebenarnya. Sebab ia harus ikut ujian masuk pendidikan militer, harus ikut pelatihan militer, dan setelah lulus harus terlibat aktif dalam tugas-tugas ketentaraan.

Gejala ala Pailul ini bisa saja menerpa orang-orang "Kristen." Ada orang-orang tertentu yang saking tergugahnya oleh KKR atau acara-acara Kristiani yang "dahsyat, luar biasa," lantas ramai-ramai memakai "seragam" Kristen. "Seragam" Kristen itu adalah: datang ke gereja, ikut pelayanan sana-sini dsb. Karena sudah aktif di gereja, maka tentu saja orang-orang ini Kristen, bukan? Jawabnya: keliru sekali. Lho, kok keliru? Karena pergi ke gereja dan melakukan pelayanan Kristen bukan jaminan seseorang itu jadi Kristen. Sebab Kristen yang sejati adalah harus bertobat dari dosa, menerima dan beriman pada Tuhan Yesus, lalu selanjutnya hidup menaati firman-Nya.

Kalau hanya dengan rajin ke gereja dan aktif pelayanan di sana sudah membuat seseorang disebut Kristen, lantas apa bedanya dengan koster gereja yang setiap hari ada di gereja--bahkan ada yang tinggal di gereja--dan setiap hari giat melayani (membersihkan) gedung gereja? Bukankah kalo rajin dan aktifnya di gereja menjadi tolak ukur Kristen tidaknya seseorang, maka koster gereja adalah orang yang paling Kristen, kan? Malah pendeta dan majelis saja kalah ... sebab mereka tidak sesering sang koster untuk berada di gereja--kecuali kalau pendetanya memang tinggal di dalam gereja.

Itu sebabnya ketika suatu hari seorang perempuan mengatakan bahwa ibu Yesus adalah orang paling bahagia karena punya "anak" yang hebat, Yesus malah menjawab: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memelharanya." (Luk 11:28). Kebahagiaan Maria bukanlah karena mengandung dan melahirkan Yesus, tapi karena ia taat pada firman Allah. Kebahagiaan kita bukan karena menjadi Kristen dan dibaptis, melainkan karena hidup taat pada firman Allah. Sama, bukan, dengan Pailul, yang baru bisa dibilang bahagia kalau ia memang benar-benar menjadi tentara, dan bukan sekedar memakai atribut tentara?

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home